Medication administration errors (MAE) is one of the risk areas of nursing practice and occurs when a discrepancy occurs between the drug received by the patient and the drug therapy intended by the prescriber. Nurses hold an important role in patient safety, especially in administrating medication. Nurses’s implementation of the principle “five rights” medication administration is really needed to prevent MAE incidents. The purpose of this study was to identify factors affecting MAE incidents in inpatient department Siloam Hospitals Kebon Jeruk. The method of this study used descriptive quantitative with 131 populations of nurses in inpatient department. The sampling technique was simple random sampling and the samples got 99 respondents. The instrument of this study was questionnaire. The questionnaire was modified from some sources which had been tested for its validity and reliability. The result of an univariate analysis showed that description of factors that affecting the incidence of MAE were high interuption 69,5% (N=69), high workload 59,5%, poor supervision 55,5% (N=55), poor communication 51,5% (N=51), poor knowledge 54,5% (N=54) and uncompliance of performing five rights 50,5% (N=50). Reccomendation for the next researcher is to identify the relation of interuption factor with MAE incidents / Medication administration errors (MAE) adalah salah satu resiko pada area praktik keperawatan dan terjadi ketika ketidaksesuaian terjadi antara obat yang diterima pasien dengan terapi obat yang diresepkan dokter. Perawat memegang peran penting dalam keamanan pasien, terutama pada hal pemberian obat. Penerapan prinsip “lima benar” pemberian obat yang dilakukan perawat sangat dibutuhkan untuk mencegah kejadian MAE. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gambaran faktor yang memengaruhi kejadian MAE di ruang rawat inap Siloam Hospitals Kebon Jeruk. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan 131 populasi yaitu seluruh perawat dari ruang rawat inap. Teknik pengambilan sampel penelitian yaitu simple random sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 99 perawat. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner yang digunakan merupakan modifikasi dari beberapa sumber yang telah diuji validitas dan reabilitasnya. Hasil dari analisa univariat menunjukkan bahwa gambaran faktor yang memengaruhi kejadian MAE adalah interupsi tinggi 69,6% (N=69), beban kerja tinggi 59,5% (N=59), supervisi kurang baik 55,5% (N=55), komunikasi tidak efektif 51,5% (N=51), pengetahuan 54,5% (N=54), dan ketidakpatuhan melakukan prinsip lima benar obat 50,5% (N=50). Saran untuk peneliti selanjutnya supaya menjadikan penelitian ini sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya dalam mengidentifikasi hubungan antara faktor interupsi dengan kejadian MAE.