Penerapan model dalam praktik terapi musik dilandasi oleh orientasi teoretis yang berperan penting dalam aspek fondasi teoretis praktik klinis, pendidikan dan identitas profesional terapis, penelitian ilmiah, serta hubungan antar profesi. Orientasi teoretis pendekatan music-centered hingga saat ini masih diperdebatkan oleh kalangan profesional terapi musik karena konsepsi fundamentalnya masih dipahami dan digagas dengan perspektif yang bervariasi. Penelitian terkait orientasi teoretis dalam bidang terapi musik juga masih sedikit, dan belum terdapat literatur ilmiah yang mengkaji pendekatan music-centered. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari konsep dan karakteristik utama pendekatan music-centered dalam terapi musik dari berbagai literatur yang dipublikasikan pada tahun 1985-2018. Metode kajian literatur scoping review dengan pendekatan kualitatif digunakan dengan mengikuti kerangka kerja dari Arksey & O’Malley untuk menjawab pertanyaan penelitian melalui proses pencarian sistematis dan seleksi literatur, ekstraksi data, serta analisis numerik deskriptif dan tematik. Pemaparan ide para penulis akan konsep dan karakteristik utama pendekatan music-centered ditemukan dalam 41 literatur yang bersumber dari 28 penulis individual dan 3 penulis berkelompok. Aigen merupakan penulis dengan kontribusi ide terbanyak (15,22%), dan negara Amerika Serikat mendominasi distribusi literatur secara geografis (52,17%). Hanya terdapat jenis literatur primer dan sekunder, dan tujuan utama dari sebagian besar literatur (67,39%) tidak terkait dengan pembahasan konsep dan karakteristik pendekatan music-centered. Nordoff-Robbins Music Therapy menjadi model yang paling banyak diidentifikasi merepresentasikan pendekatan music-centered (n=15). Dalam 33 tahun perkembangannya, konsepsi pendekatan music-centered telah diteliti dan diterapkan pada berbagai aspek, namun masih belum mencapai konsensus. Berbagai kesenjangan dan isu didiskusikan, termasuk isu fundamental terkait pengembangan landasan teoretis dalam profesi terapi musik dan isu aksesibilitas informasi beserta dominasi bahasa hingga budaya yang menyertainya.