Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat telah mempengaruhi kegiatan kehidupan masyarakat, termasuk aktifitas profesi kenotariatan. Perkembangan teknologi informasi tersebut berpengaruh pada pelaksanaan kewenangan Notaris dalam teknis pembuatan akta dengan menerapkan sistem teknologi informasi. Pada praktiknya, pembuatan akta dengan menerapkan sistem teknologi informasi mempermudah kinerja Notaris terutama pada saat Pandemi Covid-19 yang membatasi pertemuan secara fisik. Penelitian ini bertujuan mengkaji landasan hukum, keabsahan akta tersebut, dan kekuatan pembuktian akta di depan Pengadilan, akta yang dibuat dengan penerapan sistem teknologi informasi. Jenis penelitiannya yuridis normatif dengan dukungan yuridis empiris. Selain dilakukan dengan mengumpulkan data dari studi kepustakaan juga didukung dengan wawancara yang dilakukan dengan 4 (empat) orang yang berprofesi Notaris/PPAT. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa, pembuatan akta dengan penerapan sistem teknologi informasi belum memiliki landasan hukum yang mengatur secara jelas. Dalam pelaksanaannya akta tersebut hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan.