Revitalisasi kewenangan pembentukan undang - undang melalui hak inisiatif Dewan Perwakilan Rakyat dalam rangka pembangunan sistem hukum Indonesia

Siringo Ringo, Poltak (2021) Revitalisasi kewenangan pembentukan undang - undang melalui hak inisiatif Dewan Perwakilan Rakyat dalam rangka pembangunan sistem hukum Indonesia. Doctoral thesis, Universitas Pelita Harapan.

[thumbnail of Title] Text (Title)
Title (14)_watermark.pdf
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (1MB)
[thumbnail of Abstract]
Preview
Text (Abstract)
Abstract.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (65kB) | Preview
[thumbnail of ToC]
Preview
Text (ToC)
Toc.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (924kB) | Preview
[thumbnail of Chapter1]
Preview
Text (Chapter1)
Chapter1.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (6MB) | Preview
[thumbnail of Chapter2] Text (Chapter2)
Chapter2.pdf
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (3MB)
[thumbnail of Chapter3] Text (Chapter3)
Chapter3.pdf
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (2MB)
[thumbnail of Chapter4] Text (Chapter4)
Chapter4.pdf
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (23MB)
[thumbnail of Chapter5] Text (Chapter5)
Chapter5.pdf
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (1MB)
[thumbnail of Bibliography] Text (Bibliography)
Bibliography.pdf
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (949kB)

Abstract

UUD 1945 hasil amandemen telah memberikan landasan konstitusional bahwa DPR memegang kekuasaan penuh dalam pembentukan undang-undang. Anggota DPR memiliki hak untuk mengajukan usul RUU. Peraturan perundang-undangan yang dihasilkan merupakan bagian dari pembangunan sistem hukum. Terlebih lagi, di era demokratisasi, DPR dituntut untuk merumuskan berbagai kehendak rakyat atau kemauan umum dengan menentukan kebijaksanaan umum (public policy). Kesemuanya itu dimaksudkan untuk mewujudkan tujuan dan cita-cita nasional berdasarkan falsafah Pancasila. Kinerja lembaga legislatif dalam politik hukum Indonesia merupakan cermin dari parameter terlaksananya kehidupan bernegara yang demokratis. Rumusan masalah yang menjadi fokus pembahasan dan analisis penelitian disertasi ini adalah: 1. Mengapa pelaksanaan hak inisiatif DPR dalam pembentukan undang-undang belum berlaku dengan optimal? 2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan hak inisiatif DPR belum mampu membentuk undang-undang yang sesuai dengan cita hukum? 3. Bagaimana model sistem pembentukan undang-undang berdasarkan hak inisiatif DPR yang optimal sesuai dengan cita hukum dalam rangka pembangunan sistem hukum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa belum optimalnya hak inisiatif DPR lebih disebabkan ketidakjelasan sistem pemerintahan yang dianut, pada praktiknya lebih mengarah ke sistem parlementer. Tidak dapat dipungkiri, amandemen UUD 1945 berupaya mencarikan titik temu antara sistem pemerintahan presidensial dan sistem pemerintahan parlementer. Titik temu tersebut menunjuk pada kewenangan Presiden dalam pengajuan RUU dan pembahasan dengan DPR untuk mendapatkan persetujuan bersama. Di sisi lain kemampuan DPR berbanding terbalik dengan pemerintah dalam pengajuan RUU. DPR masih terkendala dalam hal sumber daya, sarana dan prasarana. Anggota DPR tidak dapat melepaskan dirinya dari kepentingan Partai Politik melalui fraksi di DPR dalam pengajuan RUU. Oleh karena itu, perlu perlu adanya pembangunan model hak inisiatif DPR yang ideal dengan melakukan amandemen UUD 1945 kelima. Kekuasaan untuk membahas dan memberi persetujuan tidak lagi melibatkan Presiden. Kewenangan pembentukan undang-undang menjadi otoritas DPR dan DPD. Presiden hanya memiliki hak veto sebagaimana dimaksud dalam konsep pembagian kekuasaan dalam sistem presidensial. Selanjutnya, dilakukan penguatan transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas. Selain juga penguatan stuktur hukum dalam organisasi dan profesionalitas, perbaikan substansi hukum melalui perencanaan, penyusunan, peninjauan dan penaataan berbagai peraturan perundang-undangan agar sesuai dengan arah pembangunan serta mengakomodir kebutuhan hukum masyarakat.
Item Type: Thesis (Doctoral)
Creators:
Creators
NIM
Email
ORCID
Siringo Ringo, Poltak
NIM01657190001
poltaksiringoringo26@gmail.com
UNSPECIFIED
Contributors:
Contribution
Contributors
NIDN/NIDK
Email
Thesis advisor
Saragih, Bintan R
NIDN8846820016
UNSPECIFIED
Thesis advisor
Budi, Henry Soelistyo
NIDN9990388304
UNSPECIFIED
Uncontrolled Keywords: Revitalisasi ; Kewenangan ; Hak Inisiatif Dewan Perwakilan Rakyat ; Pembangunan Sistem Hukum Indonesia
Subjects: K Law > K Law (General)
Divisions: University Subject > Current > Faculty/School - UPH Karawaci > Faculty of Law > Doctor of Law
Current > Faculty/School - UPH Karawaci > Faculty of Law > Doctor of Law
Depositing User: Users 20589 not found.
Date Deposited: 07 Sep 2021 04:14
Last Modified: 23 Mar 2022 02:33
URI: http://repository.uph.edu/id/eprint/42318

Actions (login required)

View Item
View Item