Penelitian ini melakukan pengelompokkan nilai tingkat kesehatan BUMN diprivatisasi berdasarkan Keputusan Menteri BUMN 100/MBU/2002 kedalam pemetaan kuadran. Penelitian ini kemudian mengkaji determinan nilai tingkat kesehatan BUMN serta hubungannya dengan profitabilitas dan nilai perusahaan. Dalam penelitian ini, pengukuran tingkat kesehatan BUMN berdasarkan Keputusan Menteri BUMN 100/MBU/20021 dibatasi pada aspek keuangan (yang terdiri dari 8 rasio keuangan) dari tiga aspek yang ada (aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi). Penelitian ini menggunakan data sekunder dari laporan keuangan BUMN, yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005-2019. Data yang diambil adalah nilai tingkat kesehatan (ROE, ROI, rasio kas, rasio lancar, collection periods, perputaran persediaan, total asset turnover, rasio total modal sendiri terhadap aktiva), kepemilikan saham pemerintah, kepemilikan saham manajemen, ukuran perusahaan, capital structure, dan dividend payout ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tingkat kesehatan dan pertumbuhan nilai tingkat kesehatan seperti PT Telkom dan PT Bukit Asam mayoritas (sebesar 64%) selama tahun 2005 – 2019 berada pada kuadran I dimana nilai tingkat kesehatan dan pertumbuhan nilai di atas rata-rata tahunan. Serta terdapat hubungan yang berpengaruh positif dan kuat antara nilai tingkat kesehatan dengan profitabilitas yang diproksikan dengan ROE dan nilai perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q. Penelitian ini menyimpulkan bahwa nilai tingkat kesehatan berpengaruh signifikan dan positif dalam peningkatkan profitabilitas dan nilai perusahaan BUMN yang diprivatisasi. Kata kunci: Privatisasi, BUMN, Pemetaan, Tingkat Kesehatan, Profitabilitas, Nilai Perusahaan.