Any sign or any combination of sign capable of distinguishing the goods or services of one undertaking from those of other undertaking shall be capable of constituting a trademark. A registered trademark on list of general and issued certificated, have given legal protection for the owners. In case, the author do research beetwen trademark “Gudang Baru+Lukisan” with “Gudang Garam”, having two legal dimension that is civil and criminal law. The legal effort taken by PT Gudang Garam, not only cancellation of the a registered trademark “Gudang Baru+Lukisan” but also through criminal law. In case No.: 162K/Pdt.Sus-Haki/2014, the supreme court has decided, there is no goodwill and similirity “Gudang Baru+Lukisan” with the other trademark. On the otherwise, in case No.:104PK/Pid.Sus/2015) is proved guilty based Act No.15 of 2001, article 91. The existence of two discrepancies in the ruling has created uncertainty and legal protection for the registered trademark owners. This is a normative law study that uses qualitative study methodology with analytical descriptive specifications. / Setiap tanda atau kombinasi yang mampu memiliki pembedaan barang atau jasa dari suatu perusahaan yang digunakan dalam perdagangan dapat dikatakan sebagai suatu merek. Terdaftarnya suatu merek dalam daftar umum merek, dan kepemilikan sertifikat merek telah memberikan suatu perlindungan hukum bagi pemiliknya. Membahas perlindungan merek, dalam hal ini penulis melakukan penelitian terhadap sengketa antara merek “Gudang Baru+Lukisan” dengan “Gudang Garam”, yang didalamnya terdapat dimensi hukum perdata maupun pidana. Upaya hukum yang dilakukan oleh pihak PT Gudang Garam,Tbk., tidak hanya terbatas pada pembatalan merek “Gudang Baru+Lukisan”, tetapi juga melalui upaya hukum pidana. Terkait sengketa pembatalan merek, telah diputus oleh Mahkamah Agung dalam perkara No.:162K/Pdt.Sus-Haki/2014, yang menyatakan “tidak adanya unsur itikad tidak baik maupun persamaan pada pokoknya dengan merek terdaftar lain”. Akan tetapi, lain halnya dalam perkara pidana No.:104Pk/Pid.Sus/2015, pemilik merek “Gudang Baru+Lukisan” dinyatakan terbukti bersalah melakukan pelanggaran ketentuan pasal 91 Undang-Undang No.15 Tahun 2001 tentang Merek. adanya perbedaan dua putusan Mahkamah Agung, yang telah berkekuatan hukum tetap menimbulkan suatu ketidakpastian atas perlindungan hukum bagi pemilik merek terdaftar. Dalam Penelitian ini, yang digunakan oleh penulis untuk mengkaji permasalahan tersebut adalah penelitian hukum normatif, yang menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan spesifikasi bersifat deskriftif analitis.