Kedelai (Glycine max.) merupakan salah satu bahan yang banyak dimanfaatkan di Indonesia. Menurut penelitian-penelitian terdahulu, diketahui bahwa kedelai mengandung antioksidan yang tinggi dan proses perkecambahan dapat meningkatkan kapasitas antioksidan kedelai sehingga kecambah kedelai dapat menjadi sumber antioksidan alami yang murah dan mudah didapatkan. Indonesia memiliki beberapa varietas kedelai unggul, salah satunya adalah kedelai varietas Anjasmoro. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan kondisi perkecambahan optimal untuk mendapatkan kecambah kedelai varietas Anjasmoro dengan kapasitas antioksidan tertinggi. Parameter pengujian untuk setiap tahap pada penelitian ini adalah kapasitas antioksidan dengan metode DPPH. Pada tahap I, biji kedelai varietas Anjasmoro direndam terlebih dahulu selama 6 jam pada suhu 25, 35, dan 45℃ lalu biji dikecambahkan pada suhu 25℃ selama 15, 24, 39 dan 48 jam. Pada tahap II, biji kedelai direndam selama 6 jam pada larutan garam 0, 1, 2.5, 5 dan 10g/L. Pada tahap III, biji kedelai direndam dengan rasio air 1:1, 1:2, 1:3, 1:4, 1:5 dan 1:6. Kondisi optimal pada penelitian ini menghasilkan kecambah dengan kapasitas antioksidan 10.68%. Kecambah kedelai varietas Anjasmoro memiliki nilai Total Phenolic Compound sebesar 2.1 mg GAE/g dan berdasarkan hasil analisa GC-MS, kecambah ini mengandung berbagai senyawa antioksidan.