N-asetilglukosamin (NAG) merupakan salah satu produk hasil hidrolisis kitin yang melalui fermentasi cangkang udang menggunakan kapang Mucor circinelloides. Namun, penelitian mengenai stabilitas spora sel kapang M. circinelloides terimobilisasi dalam mendegradasi kitin belum pernah dilakukan sehingga tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh imobilisasi sel dengan metode penjeratan terhadap kestabilan M. circinelloides dalam mendegradasi kitin menjadi NAG. Variasi konsentrasi κ-karagenan (3%, 3,5%, 4%) (b/v) dan kepadatan spora sel kapang (105, 106, 107 spora/ml) digunakan untuk imobilisasi sel dalam memfermentasi kitin. Pemakaian berulang spora sel terimobilisasi (pemakaian berulang ke 1, 2, 3, 4) juga dilakukan untuk menentukan kadar NAG tertinggi dan stabilitas spora sel kapang terimobilisasi yang dilakukan melalui fermentasi. Kadar NAG tertinggi dihasilkan oleh κ-karagenan dengan konsentrasi 4% dan kepadatan spora sel kapang 106 spora/ml dengan kadar 6348,10 ± 283,33 ppm. Konsentrasi κ-karagenan dan kepadatan spora sel kapang terbaik digunakan untuk menentukan stabilitas M. circinelloides berdasarkan pemakaian berulang spora sel terimobilisasi sebanyak 4 kali. Kadar NAG tertinggi dihasilkan pada pemakaian berulang sel terimobilisasi ke 1 yaitu sebesar 6414,17 ± 207,63 ppm, diikuti dengan pemakaian berulang ke 2 dan 3 yaitu sebesar 2627,26 ± 76,91 ppm dan 968,93 ± 18,04 ppm. Pemakaian berulang ke 4 tidak dilakukan karena seluruh beads pecah saat penyaringan hasil fermentasi pemakaian berulang ke 3. Berdasarkan pemakaian berulang, spora sel M. circinelloides terimobilisasi dengan metode penjeratan menggunakan κ-karagenan dapat digunakan hingga 3 kali fermentasi untuk menghasilkan NAG.