Kitin merupakan polisakarida yang tersusun dari monomer β-1,4-N-asetil-Dglukosamin. Umumnya kitin terdapat pada cangkang hewan crustacea seperti cangkang kepiting, udang dan lobster, eksoskeleton serangga, dan dinding sel fungi. Pada penelitian ini, kitin diisolasi dari cangkang udang windu (Penaeus monodon) melalui proses demineralisasi dan deproteinasi. Kitin yang diisolasi kemudian didegradasi menjadi N-asetilglukosamin dengan enzim kitinase intraseluler semi murni yang diisolasi dari bakteri Providencia stuartii. Imobilisasi dilakukan untuk meningkatkan efisiensi pemakaian enzim agar dapat digunakan lebih dari satu kali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasio enzim:support optimum untuk mengimobilisasi enzim kitinase intraseluler semi murni yang diproduksi oleh bakteri Providencia stuartii dengan menggunakan κ-karagenan, dan jumlah siklus fermentasi optimum yang dapat dilakukan. Penentuan rasio enzim:support optimum dilakukan dengan mengukur kadar Nasetilglukosamin dan aktivitas enzim menggunakan rasio 1:1, 1,5:1, dan 2:1. Fermentasi dilakukan selama 6 jam pada suhu 40 C dengan pH media yang terkontrol, yaitu 5. Penentuan jumlah siklus fermentasi optimum dilakukan dengan mengukur kadar N-asetilglukosamin dan aktivitas enzim dari beads imobilisasi enzim yang difermentasikan sebanyak 3 kali dengan menggunakan rasio imobilisasi optimum. Hasil penelitian menunjukkan rasio enzim:support optimum untuk imobilisasi adalah pada rasio 2:1, dengan kadar N-asetilglukosamin sebesar 7573,34 ± 285,97 ppm, dan aktivitas enzim sebesar 11,41 ± 0,43 U/ml. Pada penelitian ini juga ditemukan bahwa siklus fermentasi optimum dari enzim kitinase intraseluler semi murni yang diimobilisasi menggunakan κ-karagenan pada rasio optimum adalah 1 siklus fermentasi, dengan kadar N-asetilglukosamin sebesar 7434,45 ± 286,29 ppm, dan aktivitas enzim sebesar 11,20 ± 0,43 U/ml.