Proses pengolahan udang menghasilkan hasil samping berupa cangkang udang yang masih bermanfaat karena mengandung protein (25-44%), kalsium karbonat (45-50%), dan kitin (15-20%). Selain N-asetilglukosamin, hasil hidrolisis kitin juga dapat menghasilkan senyawa sederhana berupa oligoglukosamin yang memiliki potensi sebagai antikanker. Penelitian mengenai isolasi oligoglukosamin dari cangkang udang belum banyak dikembangkan. Penelitian ini menggunakan beberapa jenis pelarut (etanol, aseton, asetonitril, kombinasi antara pelarut etanol:aseton (1:1 v/v), etanol:asetonitril (1:1 v/v), dan aseton:asetonitril (1:1 v/v)), serta perbandingan antara sampel dan pelarut (1:1 dan 1:2 (v/v)) untuk mengisolasi komponen oligoglukosamin. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pelarut aseton dengan perbandingan sampel dan pelarut 1:2 (v/v) menghasilkan rendemen yang tinggi sebesar 0,95% dari volume supernatan hasil fermentasi atau 0,48% dari berat serbuk kitin yang digunakan untuk fermentasi. Kombinasi pelarut etanol:asetonitril (1:1 v/v) dengan perbandingan antara sampel dan pelarut 1:1 (v/v) menghasilkan kadar oligoglukosamin tertinggi (1059,90±23,51 mg/g NTCE). Hasil identifikasi dengan LC-MS secara lebih lanjut menunjukkan bahwa isolat oligoglukosamin dengan kadar tertinggi yaitu hasil pengendapan pelarut etanol:asetonitril (1:1 v/v) dengan perbandingan sampel dengan pelarut sebesar 1:1 (v/v) memiliki 5 puncak dengan komponen oligoglukosamin pada waktu retensi 14,09; 15,28; 17,27; 17,71; dan 18,21 yang mayoritas merupakan oligoglukosamin rantai 3 (trimer) dan 4 (tetramer) karena memiliki berat molekul di antara 627,09 Da dan 830,28 Da.