Seiring perkembangan jaman, dunia bisnis mengalami persaingan yang begitu ketat, sehingga produk dan jasa yang ditawarkan di pasar pun menjadi semakin banyak dan beragam. Kualitas pelayanan yang baik tidak cukup bagi perusahaan untuk bertahan dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat. Perlu adanya pemahaman akan harapan pelanggan dan memberikan pelayanan sesuai harapan tersebut. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas jasa adalah Service Blueprint. Selain itu, perlu adanya prioritas dalam perbaikan jasa sehingga penelitian ini menggabungkan kelebihan Service Blueprint dalam pemetaan proses jasa untuk mengidentifikasi kegagalan proses (fail points) dan potensi pelanggan menunggu (risk of excessive wait) dengan kelebihan House of Risk (HOR) dalam memberikan prioritas risiko tertinggi dan prioritas strategi. Penelitian ini mengambil studi kasus di WINC Collaborative Space & Cafe. Langkah dalam penelitian ini adalah pembuatan Service Blueprint yang digunakan untuk mengidentifikasi fail points dan excessive wait. Hasilnya menjadi input di HOR 1 untuk menentukan prioritas risiko yang kemudian dilanjutkan di HOR 2 sehingga didapatkan prioritas strategi. Hasil dari studi kasus menunjukan bahwa model dapat mengidentifikasi 20 kejadian risiko, dapat mengidentifikasi 20 agen risiko, dapat memberikan prioritas risiko sebanyak 3 buah, dan dapat memberikan prioritas strategi sebanyak 4 buah strategi.