Seiring dengan meningkatnya sektor perindustrian, persaingan pun semakin ketat. Baik persaingan dari segi biaya, desain, fitur dan inovasi lainnya. Namun demikian, masih sedikit perusahaan yang sadar akan pentingnya pengembangan pada manajemen perawatan mesin. Beberapa metode yang efektif digunakan dalam perawatan mesin adalah Condition Based Maintenance (CBM) dan Predictive Maintenance (PM). CBM berfokus kepada monitoring kondisi mesin yang sesungguhnya, sedangkan PM menggunakan hasil monitoring tersebut untuk melakukan prediksi kedepan. Pada penelitian ini, dilakukan monitoring dengan metode vibration analysis karena metode ini paling efektif digunakan untuk rotating machinery, dimana mesin pompa yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah rotating machinery. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah accelerometer untuk merekam data getaran pada mesin pompa dan dihitung nilai Root Mean Square(RMS) untuk dibandingkan dengan standar ISO 10816. Selain itu juga digunakan Fast Fourier Transformation untuk mengelompokan masing-masing getaran berdasarkan frekuensinya untuk memudahkan dalam menganalisis kerusakan pada mesin. Pengolahan dan penyajian data pada penelitian ini menggunakan software Python. Pada penelitian ini, predictive maintenance hanya dilakukan pada mesin pompa 3 karena mesin tersebut masih memiliki nilai RMS yang baik menurut ISO 10816. Mesin pompa 1 dengan nilai RMS sebesar 5.36 mm/s, mesin pompa 2 dengan nilai RMS sebesar 14.63 mm/s, Mesin pompa 3 dengan nilai RMS sebesar 0.99 mm/s. Kondisi mesin pompa 1, 2 dan 3 menurut standar ISO 10816 berturut-turut adalah unacceptable, unacceptable dan satisfactory. Selain itu, pada mesin pompa 1 terdapat indikasi unbalance akibat adanya bagian yang patah pada pulley dinamo. Kemudian, pada mesin pompa 2 terdapat indikasi mechanical looseness disebabkan karena penyangga yang sudah rapuh dan pada mesin pompa 3 terdapat indikasi bent shaft. Hasil dari penelitian ini adalah berupa usulan perbaikan untuk perusahaan yaitu agar perusahaan melakukan perbaikan segera pada mesin pompa 1 dengan mengganti pulley yang patah, mengganti penyangga pada mesin pompa 2 dan mengganti shaft mesin pompa 3 saat nilai RMS sudah diluar batas rekomendasi ISO 10816.