Bawang putih merupakan tanaman yang memiliki banyak khasiat. Bawang putih memiliki potensi farmakologis sebagai agen antitrombotik dan fibrinolysis. Bawang putih memiliki kandungan 65% air, 28% karbohidrat (terutama fruktosa), 2,3% bahan organosulfur (terutama allinase dan ajoene), 2% protein 1,2 % asam amino bebas (terutama arginin). Efek farmakologi pada bawang putih berasal dari allicin dan turunannya yaitu diallyl disulfide (DADS), diallyl sulfide (DAS), diallyl trisulfide (DTS) dan sulfur dioxide. Allicin dalam bentuk aktifnya yang berubah secara termokimia berperan sebagai agen antitrombotik. Bawang putih berpotensi sebagai terapi herbal alternatif yang terjangkau yang dapat digunakan dalam menangani penyakit kardiovaskular. Diamati aktivitas antitrombotik dalam ekstrak kasar bawang putih. Parameter yang diamati yakni kemampuan ekstrak bawang putih dalam menghambat pembentukan gumpalan darah (menunjukkan aktivitas antitrombotik) yang dapat diamati dengan penghitungan jumlah sel darah merah dalam sampel menggunakan hemasitometer. Namun terdapat kesulitan yang ditemukan yakni, hasil yang didapatkan tidak menunjukkan korelasi antara jumlah sel darah merah serta laju pengenceran darah dari sampel. Sehingga perlu dilakukan percobaan tambahan seperti pengukuran panjang gelombang dari sampel menggunakan spektrofotometer sebagai pendukung data. Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa bawang putih memiliki potensi sebagai agen antitrombotik. Bawang putih bekerja dengan baik sebagai agen antitrombotik pada konsentrasi yang rendah.