Prokrastinasi adalah sebuah tindakan yang kurang bertanggung jawab, karena seseorang akan melakukan penundaan memulai maupun menyelesaikan tugas. Seseorang yang memiliki motivasi belajar tinggi, pasti akan bertanggung jawab terhadap tugasnya di sekolah. Oleh sebab itu, motivasi perlu diberikan kepada siswa di sekolah. Motivasi terbagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik yang berasal dari dalam diri siswa sendiri dan motivasi ekstrinsik yang berasal dari dorongan lingkungan siswa. Paper ini akan dikaji dengan metode kualitatif deskriptif, melihat bagaimana penerapan motivasi ekstrinsik yang diberikan kepada siswa melalui peran guru di sekolah. Seorang guru dapat memberikan motivasi ekstrinsik kepada siswa meskipun harus secara daring, dengan melakukan komunikasi melalu perangkat yang tersedia untuk terus memberikan dorongan, nasihat atau teguran kepada siswa jika perilaku siswa mulai menyimpang. Seorang guru Kristen akan mengetahui bagaimana mereka harus menuntun siswa melalui pemberian motivasi yang berpondasi pada teladan Yesus. Yesus memberikan teladan untuk mengajar dengan penuh kesabaran, kasih, nasihat yang baik agar siswa dapat merasakan kasih Tuhan melalui peran guru dan siswa akan belajar menyadari tanggung jawabnya. Dengan ini prokrastinasi akan dapat berkurang, jika motivasi terus diberikan kepada siswa dengan penuh kasih melalui peran seorang guru. Adapun saran bagi penulis selanjutnya adalah dapat menggunakan metode pemecahan masalah lain yang berdampak pada motivasi intrinsik dan ekstrinsik siswa.