Rendahnya atau tiadanya cacat berarti mutu produk lebih baik dan kepuasan pelanggan menjadi lebih tinggi. Metode Six Sigma dipakai untuk mengurangi cacat maupun kesalahan yang berintikan empat tahapan pokok - mengukur, menganalisa, mengembangkan dan mengontrol - sehingga mutunya tinggi tetapi biaya rendah dapat tercapai. Inilah konsep mutu dan Six Sigma yang lebih mengarah kepada value, mutu yang lebih baik sekaligus lebih murah. Masalah mutu adalah masalah yang sangat penting dalam industri, baik industri barang mauppun jasa. Mutu berarti menyangkut kepuasan konsumen, bagaimana agar didapatkan barang atau jasa yang memuaskan konsumen. Untuk itu produksi perlu dikontrol, yang berarti performace dari mesin atau penghasil barang atau jasa tersebut harus diperhatikan, yang berarti mutu menyangkut kepada pekerja, kebebasan, dan kenyamanan. Dalam thesis ini metode Six sigma yang digunakan adalah metode perbaikan DMAIC (Define Measure Analyze Improve & Control - Pendefinisian, Pengukuran, Analisa, Perbaikan, dan Pengendalian) dengan lingkup penelitian adalah reject yang dalam proses machining, dan tujuan penelitian ini adalah peningkatan kapabilitas proses machining untuk menghasilkan produk dengan tingkat reject sekecil-kecilnya. Pada metode ini meliputi tahap yang membahas apa dan bagaimana harapan konsumen terhadap produk Light Alloy Wheel, seberapa sering proses/produk menghasilkan reject, mengapa, kapan dimana defect terjadi dan apa penyebabnya, bagaimana mengatasi masalah tersebut dan akhimya bagaimana mengendalikan proses/produk yang sudah baik agar tetapi baik atau lebih baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode berhasil menurunkan tingkat reject dalam proses machining dan artinya kapabilitas proses mengalami peningkatan yang signifikan. Hasil perbaikan menunjukkan bahwa, tingkat defect / reject turun secara signifikan dari 924 pes dibulan Juni, menjadi 201 pes dibulan Oktober setelah proses di perbaiki pada bulan September dengan kata lain tingkat reject akibat proses machining turun sebesar 78,24%, dan sigma capability level dari 3,66 menjadi 4,3. Yang artinya kemampuan proses untuk membuat produk yang sesuai keinginan konsumen meningkat dengan cukup signifikan, kemudian Cost of poor Quality turun sebanyak 459,70%, peningkatan yang signifikan pada Sigma capability level sebesar 0,64 Sigma, tingkat Reject Machining menurun secara signifikan sebesar 12549,731 DPMO , improvement dan monitoring proces yang dilakukan cukup dapat mengendalikan produk dan proses pada batas-batas kendali.