Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk menganalisis penerapan biaya kualitas di PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk serta memahami komponen dari biaya kualitas dan mengetahui apa yang menjadi kendala dalam penerapan biaya kualitas. Objek dari studi kasus ini adalah PT Charoen Pokphand. PT Charoen Pokphand merupakanperusahaan manufaktur sehingga pengendalian mutu merupakan hal yang sangat penting. Tetapi, pengendalian mutu biasanya sulit untuk dipertahankan, bukan karena cara penerapannya melainkan karena biaya yang harus dikeluarkan untuk mempertahankan mutu tersebut. Penulis melakukan kunjungan sebanyak dua kali dan melakukan wawancara, observasi serta mengumpulkan data sekunder yang berupa rincian biaya kualitas. Adapun hasil observasi yang diperoleh dari PT Charoen Pokphand di mana perusahaan memiliki masalah yaitu biaya pelatihan yang tidak digunakan secara efisien dan other professional fee yang membengkak sebesar Rp 130 miliar. Hal tersebut dikarenakan PT Charoen Pokphand tidak memiliki teknisi sendiri melainkan harus mendatangkan orang eksternal untuk memperbaiki mesin yang rusak. Padahal PT Charoen Pokphand sangat bergantung pada mesin perusahaan sehingga seharusnya PT Charoen Pokphand memiliki teknisi sendiri agar biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki mesin yang rusak tidak terlalu besar.