Laba yang diperoleh perusahaan mencerminkan kemampuan perusahan untuk mempertahankan keberlangsungannya serta melakukan berbagai pengembangan demi kemajuannya. Laba digunakan sebagai acuan untuk membuat berbagai keputusan ekonomi dan hal ini menimbulkan sebuah keharusan bagi perusahaan untuk dapat menyajikan nilai laba yang berkualitas. Persistensi laba menjadi salah satu komponen dari kualitas laba, di mana laba yang persisten menunjukkan kemampuan perusahaan untuk dapat mempertahankan jumlah dan kontinuitas laba dari periode ke periode. Penelitian dilakukan terhadap 64 perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016 – 2020. Sampel penelitian diperoleh menggunakan metode purposive sampling. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang diakses melalui website IDX. Pengujian terhadap data variabel-variabel penelitian dilakukan menggunakan metode analisis regresi linier multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan permanen berpengaruh positif terhadap persistensi laba, sementara perbedaan temporer dan volatilitas penjualan tidak berpengaruh terhadap persistensi laba. Berkaitan dengan variabel moderasi, strategi cost leadership dan differentiation tidak dapat memoderasi hubungan perbedaan permanen dan persistensi laba, strategi cost leadership dapat memperlemah hubungan perbedaan temporer dan persistensi laba, strategi differentiation tidak dapat memoderasi hubungan perbedaan temporer dan persistensi laba, serta strategi cost leadership dan differentiation tidak dapat memoderasi hubungan volatilitas penjualan dan persistensi laba.