Wabah pandemi COVID-19 membuat banyak sektor perekonomian hancur, salah satu industri yang terkena dampak masif yaitu industri restoran. Agar industri restoran dapat tetap bertahan, tidak sedikit restoran yang melakukan berbagai upaya penyesuaian, salah satunya yaitu merubah cara pegawai bekerja dan cara terakhir adalah merumahkan para pegawai. Situasi ini memunculkan problematika baru pada para pegawai industri restoran dan menciptakan rasa ketidakamanan kerja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ketidakamanan kerja, resiliensi, kecemasan dan depresi terhadap kinerja tugas para pegawai. Serta melihat pengaruh mediasi kecemasan dan depresi pada ketidakamanan kerja terhadap kinerja tugas. Dan pengaruh resiliensi memoderasi ketidakamanan kerja terhadap kinerja tugas. Subjek dari penelitian ini adalah 270 pegawai industri restoran yang berlokasi di daerah Tangerang dan Jakarta. Penelitian ini menggunakan Teknik kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan teknik convenience sampling dengan skala likert 5 poin. Analisis data menggunakan Analisis dari uji hipotesis menggunakan Structural Equation Modeling (SEM PLS) dengan diproses menggunakan Smart PLS versi 3.3.3. Hasil menunjukan pengaruh signifikan pada resiliensi terhadap kinerja. Selain itu, kinerja tugas tidak dipengaruhi oleh Ketidakamanan kerja, kecemasan, atau depresi. Resiliensi tidak dapat mengurangi efek negatif dari ketidakamanan kerja terhadap kecemasan dan depresi.