Seiring dengan perkembangan zaman di dalam dunia Investasi, terdapat banyak inovasi untuk berinvestasi. Beragam pilihan untuk berinvetasi salah satunya adalah melalui Medium Term Notes. Namun dengan seiring berkembangnya Medium Term Notes di Indonesia, terjadi beberapa kasus terkait kegagalan pembayaran yang dilakukan oleh Perusahaan Efek atau Penerbit Medium Term Notes. Hal ini dikarenakan suatu Perusahaan Efek atau Penerbit Medium Term Notes tidak dapat membayar pelusanasan pada hari bayar yang telah di tetapkan di dalam perjanjian. Sebelum adanya peraturan terkait Efek Bersifat Utang dan Sukuk, tidak ada pengaturan khusus yang mengatur terkait kegagalan pembayaran ini. Namun setelah adanya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 30 tahun 2019 tentang Penerbitan Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk yang dilakukan Tanpa Melalui Penawaran Umum, memperketat penerbitan Medium Term Notes yang dilakukan oleh Perusahaan Efek atau Perusahaan Penerbit Medium Term Notes. Hal ini merupakan salah satu perlindungan yang diberikan oleh Pemerintah untuk melindungi Investor di Indonesia. Lain halnya dengan Amerika Serikat, pengaturan terkait Medium Term Notes diatur oleh Security Exchange Commission, dimana dalam pengaturannya, Amerika Serikat menekankan keterbukaan informasi semenjak sebelum penerbitan Medium Term Notes sampai pada saat Medium Term Notes di terbitkan. Hal ini merupakan salah satu hal yang harus dilakukan oleh Penerbit Medium Term Notes agar investor merasa aman dan nyaman untuk berinvestasi menggunakan Medium Term Notes. Namun di Indonesia belum adanya peraturan secara khusus yang mengatur terkait kegagalan pembayaran yang dilakukan oleh Perusahaan Efek atau Penerbit Medium Term Notes.