Pendidikan Kristen memiliki filsafat Kristen yang membuatnya berbeda dengan pendidikan sekuler. Pendidikan Kristen dapat dipandang sebagai salah satu lengan perpanjangan tangan Allah dalam usaha restorasi karena seluruh prosesnya bertujuan pada pengembalian gambar dan rupa Allah pada siswa. Sehingga peran guru Kristen dalam mengajar adalah pengabaran dan penggembalaan. Berdasarkan pengalaman dan observasi penulis, siswa di kelas IIB Sekolah XYZ masih sering menunjukkan perilaku yang tidak mencerminkan nilai-nilai Kristen. Beberapa siswa tertentu menentang otoritas, tidak taat akan aturan, dan tidak mengindahkan instruksi. Ini sering terjadi di kelas khususnya dalam penerapan 3R’s (Respect, Responsibility, and Readiness) yang merupakan salah satu manifestasi dari kesungguhan sekolah XYZ dalam mengembangkan nilai-nilai dasar dalam berperilaku. Melalui kajian literatur yang didukung dengan beberapa data, tulisan ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana peran guru Kristen, secara khusus homeroom teacher (guru wali kelas) IIIB dalam menjalankan perannya secara konkret ketika menghadapi perilaku siswa di kelas IIIB. Dalam hal ini, penulis fokus kepada perilaku siswa karena perilaku siswa dapat menjadi salah satu indikator keberhasilan pendidikan Kristen. Namun, di dalam tulisan ini penulis tidak membahas tentang bagaimana perilaku siswa secara lebih spesifik, melainkan lebih kepada apa hubungan perilaku dan karakter, serta bagaimana peran guru Kristen secara konkret terhadap perilaku siswa. Meskipun guru Kristen sudah menjalankan perannya sedemikian rupa, guru tidak dapat memaksa siswa untuk mengubah karakter dan perilakunya karena ada banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku siswa itu sendiri. Sehingga guru Kristen harus melakukan bagiannya dan tetap berpengang teguh pada Allah, terlebih meminta Roh Kudus untuk mengubahkan.