Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik yang tidak hanya fokus terhadap kognitif, tetapi terhadap sikap dan keterampilan dalam diri siswa. Namun, sering kali guru mengabaikan pembelajaran yang mengajarkan sikap dan keterampilan. Hasil akhir dari pembelajaran kurikulum 2013 fokus menjadikan siswa yang kreatif, aktif, mandiri dan inovatif. Untuk itu diperlukan diagnosis kondisi kelas secara kognitif, afektif dan psikomotorik, untuk memberikan pembelajaran yang tepat terhadap siswa. Pada sebuah sekolah X di Tangerang, siswa cenderung aktif dan kreatif, tetapi kurang mampu dalam hal kerja sama. Padahal, sebagai makhluk sosial kerja sama adalah salah satu yang Tuhan ajarkan dan terlihat melalui konsep Trinitas. Berdasarkan wawancara, dengan melakukan metode ceramah, tidak menunjukkan keberhasilan terhadap siswa, sehingga penting untuk mengetahui dampak implementasi model pembelajaran berbasis kerja sama dalam kurikulum 2013. Beberapa penelitian menunjukkan kolaborasi antara pendekatan saintifik dengan pembelajaran kooperatif mampu berhasil meningkatkan afektif dan hasil belajar siswa. Guru harus mengambil tanggung jawab sebagai fasilitator dalam menyediakan pembelajaran yang efektif bagi siswa. Kesimpulannya penerapan pembelajaran kooperatif dalam kurikulum 2013 mampu memberikan dampak positif bagi siswa. Saran yang dapat diberikan, yaitu pelaksanaan kolaborasi kurikulum 2013 dengan kerja sama harus memerhatikan porsi pelaksanaan setiap metode dan model project based learning cocok jika dikolaborasikan dengan pembelajaran kooperatif.