Kemampuan berpikir tingkat tinggi menjadi aspek terpenting dalam menjawab tantangan society 5.0. Oleh karena itu, peningkatan high order thinking skills menjadi hal fundamental di ranah pendidikan, karena membekali siswa memiliki kemampuan memecahkan permasalahan dengan baik. Siswa juga merupakan peta teladan Allah yang diciptakan memiliki sifat-sifat Allah yang dikomunikasikan, seperti hikmat dan pengetahuan. Meningkatkan kemampuan HOTS merupakan bentuk tanggung jawab manusia atas anugerah yang sudah Tuhan berikan. Namun, data penelitian di salah satu SMP Kristen di Jakarta menunjukkan siswa kelas IX belum memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hal ini terjadi karena siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran yang menstimulus terjadinya pengembangangan HOTS. Pengimplementasian model blended learning berbasis teknologi menjadi solusi dalam mengatasi permasalahan kognitif tersebut. Penulisan proyek akhir ini bertujuan untuk memaparkan kajian mengenai pengimplementasian model blended learning dalam meningkatkan High Order Thinking Skills (HOTS) siswa melalui laporan literasi menggunakan metode deskriptif kualitatif. Model ini terbukti mampu meningkatkan HOTS melalui proses dan nilai laporan literasi. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Penulis menyarankan agar peneliti selanjutnya meneliti upaya peningkatan HOTS menggunakan model pembelajaran lainnya. Penulis juga menyarankan agar guru lebih memerhatikan alokasi waktu saat menerapkan model blended learning.