Perilaku disiplin siswa berdampak kepada kenyamanan belajar siswa di kelas, tentunya dengan peran guru dalam mengelola kelas. Namun, kurangnya kemampuan dalam mengelola kelas menyebabkan siswa melakukan tindakan indisipliner. Berdasarkan hasil observasi pada siswa kelas XII SMA dengan 22 siswa, di salah satu sekolah di Lampung, ditemukan adanya perilaku indisipliner, seperti siswa tidur, mengobrol, hingga memainkan gawai di kelas. Salah satu upaya yang dapat guru lakukan untuk mencegah dan mengatasi hal ini, adalah dengan metode penguatan positif dan negatif. Tindakan ini menjadi upaya guru sebagai agen rekonsiliasi untuk membawakan siswa kepada keselamatan dari Kristus. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Tujuan penulisan paper ini adalah memaparkan peran guru dalam dalam mendisiplinkan siswa melalui pengelolaan kelas menggunakan penguatan positif dan negatif. Adapun hasil penelitian yakni: 1) Siswa menjadi fokus belajar setelah diberi penguatan positif, 2) siswa menyadari kesalahan dan meminta maaf setelah diberi penguatan negatif. Saran untuk peneliti selanjutnya adalah perlu mengkombinasikan dengan tehnik lainnya seperti penguatan kedekatan agar bervariasi dan tidak menghilangkan prinsip yang ada seperti tidak memberikan respons negatif.