Motivasi belajar merupakan hal penting yang dibutuhkan dalam proses belajar, sehingga siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Namun, pada saat praktikum di salah satu sekolah Kristen di Jember, siswa K3 menunjukan indikasi adanya kurang motivasi belajar. Hal ini terlihat dari perilaku siswa yang tidak fokus saat pembelajaran, sibuk dengan diri sendiri atau juga dengan temannya, dan tidak memberikan respon ketika ditanya. Berdasarkan perilaku tersebut, maka guru dapat menjalankan peranannya sebagai motivator untuk merancang pembelajaran yang menarik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, salah satunya melalui penerapan ice breaking. Penerapan ice breaking merupakan bentuk dorongan yang dapat guru berikan secara ekstrinsik agar siswa dapat memiliki motivasi belajar. Hal ini juga berarti guru memaksimalkan ide dan kreativitas yang telah Tuhan berikan untuk dapat merancangkan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Tugas akhir ini dikaji menggunakan métode kualitatif deskriptif dengan tujuan, memaparkan penerapan ice breaking untuk meningkatkan motivasi belajar siswa K3 pada salah satu sekolah Kristen di Jember. Melalui penerapan tersebut, dapat diperoleh kesimpulan bahwa upaya guru dalam menerapkan ice breaking dapat berdampak positif bagi motivasi belajar siswa. Saran yang dapat diberikan bagi peneliti selanjutnya dapat melaksanakan penelitian tindakan kelas, agar perubahan motivasi belajar siswa dapat lebih terlihat.