Pembelajaran IPA seharusnya menjadi salah satu mata pelajaran yang bermakna bagi siswa untuk menuntun semakin mengenal Pencipta dan mengembangkan sikap ilmiah. Pada kenyataannya, fakta di lapangan menunjukkan siswa tidak aktif, tidak dapat menghubungkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang sedang dipelajari, aktivitas penilaian yang hanya berbasis soal sehingga menunjukkan siswa belum dapat memahami dan mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini menunjukkan tidak terpenuhinya lima indikator dari pembelajaran bermakna yaitu aktif, konstruktif, autentik, kooperatif dan intensional. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan penerapan model CTL untuk mencapai pembelajaran bermakna dalam mata pelajaran IPA di tingkat SMP dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Model CTL dipilih sebagai solusi pemecahan masalah yang dilandasi oleh Alkitab sebagai satu-satunya sumber kebenaran yang tidak mungkin salah sehingga guru tidak berpusat pada manusia saat melakukan pengajaran. Penerapan tujuh langkah model CTL yaitu mengembangkan pemikiran siswa dengan proses mengonstruksi, melakukan kegiatan berbasis inkuiri, meningkatkan rasa ingin tahu, membentuk kelompok belajar, memberikan model pembelajaran, melakukan refleksi dan melakukan penilaian autentik dapat digunakan untuk mencapai pembelajaran bermakna yang terlihat dari pemenuhan indikator aktif, konstruksi, autentik, kooperatif dan intensional. Saran untuk penulis selanjutnya adalah menerapkan model CTL dalam mata pelajaran IPA yang dapat menjangkau ranah psikomotor siswa dan memerhatikan ketersediaan waktu sebelum melakukan penelitian berikutnya.