Siswa usia 7-8 tahun sedang mengalami masa perkembangan sosial dan kemampuan berkomunikasi sehingga anak senang diakui di dalam kelompok dan berkomunikasi dengan orang lain. Ini merupakan hal yang baik, namun jika perkembangannya tidak terkontrol selama pembelajaram akan mengakibatkan kelas menjadi gaduh dan tidak kondusif. Permasalahan serupa juga ditemukan ketika penulis melakukan praktikum yang kedua di salah satu sekolah Kristen. Kegaduhan yang terjadi di dalam kelas membuat kegiatan pembelajaran terhambat. Oleh sebab itu, perlu adanya pengelolaan kelas yang baik agar tercipta kelas yang kondusif. Dalam hal ini, peran guru sebagai pemimpin sangat dibutuhkan. Tujuan penulisan paper ini adalah untuk menjelaskan bagaimana kepemimpinan seorang guru dalam mengelola kelas sehingga menciptakan kelas yang kondusif untuk melangsungkan pembelajaran. Dalam memimpin kelasnya, guru tidak dapat berperilaku semena-mena. Contoh konkrit yang dapat diteladani adalah kepemimpinan Yesus. Diperlukan kerendahan hati, kesabaran, dan ketegasan seorang guru dalam kepemimpinannya mengelola kelas. Tindakan yang diambil oleh penulis adalah dengan menerapkan peraturan kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekonsistenan dan ketegasan seorang guru dalam menerapkan peraturan kelas dapat membuat suasana kelas menjadi kondusif. Guru juga perlu untuk memiliki keberanian dalam menindak setiap perilaku siswa yang menyimpang agar siswa menjadi pribadi yang disiplin.