Keaktifan merupakan hal penting yang perlu diusahakan dalam proses pembelajaran di sekolah. Keaktifan siswa berdampak positif bagi keberlangsungan pembelajaran serta bagi siswa itu sendiri. Namun, fakta penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas IX tidak aktif selama pembelajaran. Hal ini disebabkan guru masih kebanyakan ceramah atau belum sepenuhnya berperan sebagai penuntun. Tujuan dari penelitian ini adalah memaparkan upaya menumbuhkan keaktifan siswa kelas IX pada pembelajaran Bahasa Indonesia melalui peran guru sebagai penuntun. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Guru memandang siswa sebagai gambar dan rupa Allah yang memiliki potensi masing-masing untuk dikembangkan. Siswa juga perlu memiliki respons atau sikap yang positif dengan aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Guru menuntun siswa pada jalan kebenaran dan memulihkan citra Allah dalam dirinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. Kesimpulannya adalah guru terus menuntun siswa ke arah yang lebih baik dan siswa mengalami pertumbuhan. Saran yang diberikan penulis adalah melibatkan siswa dalam setiap pembelajaran, lebih mengenal siswa dan tidak terlalu banyak menggunakan ceramah atau hanya fokus pada materi yang akan diajarkan, melainkan bagaimana siswa dapat lebih mengenal Allah melalui pelajaran yang diterima.