Pendidikan Kristen memiliki tujuan dalam membimbing siswa yaitu membentuk karakter yang bertanggung jawab dan taat dalam hidupnya, sebagai bentuk identitas pengikut Kristus. Guru sebagai pendidik memiliki peran penting dalam membimbing siswa, beberapa peraturan dan prosedur pembelajaran merupakan bagian dalam proses pendidikan di sekolah agar siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan kondusif. Pada nyatanya, proses pembelajaran di kelas tidak mudah, meskipun guru telah membuat rencana pembelajaran sebelumnya. Sikap tidak disiplin siswa merupakan masalah yang sering terjadi saat pembelajaran di kelas. Sikap tidak disiplin dapat membuat suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif. Beberapa sikap tidak disiplin siswa seperti mengobrol, berteriak, memukul meja, dan tidak mengikuti instruksi pembelajaran. Guru sebagai pendidik tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi membimbing dalam proses pembentukan disiplin belajar. Pembentukan disiplin belajar harus dipahami guru dan siswa sebagai proses pemuridan, mengembalikan siswa kepada ketaatan sebagai identitas pengikut Kristus. Menyikapi persoalan kurangnya disiplin murid dalam merespons pembelajaran di kelas, penulis mencoba mengkaji mengenai penerapan reinforcement dalam membentuk kedisiplinan belajar siswa. Pemberian reinforcement merupakan tindakan yang dapat diterapkan guru dalam membentuk karakter siswa, sehingga siswa dapat memiliki perilaku disiplin belajar dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah. Studi literatur ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru untuk menciptakan kondisi kelas yang kondusif dan membentuk perilaku disiplin siswa dalam proses pembelajaran di kelas