Konser musik klasik sudah lama menjadi bagian dari kehidupan bangsa Indonesia. Hal ini ditandai dengan pertama kali dibangunnya aula kesenian pada abad ke-19 yang sekarang dikenal sebagai ”Gedung Kesenian Jakarta”. Di Gedung Kesenian Jakarta, masyarakat Indonesia dapat secara resmi menonton konser musik klasik. Konser musik klasik diawali dengan berkembangnya musik orkestra dan mencapai puncak keemasannya pada tahun 50-an. Saat ini sudah banyak bermunculan jenis-jenis konser musik klasik dan tidak hanya berpaku pada musik orkestra. Namun penonton musik klasik dikenal sangat tersegmentasi. Telah dilakukan penelitian terdahulu bahwa penonton musik klasik dewasa muda memiliki peringkat paling rendah dalam mengikuti konser musik klasik. Hal tersebut memberikan penulis kesempatan untuk menganalisis perilaku konsumen umur dewasa muda yaitu delapan belas hingga dua puluh satu tahun dengan ruang lingkup mahasiswa di Jakarta dan Tangerang. Dalam mencapai penelitian ini, peneliti melakukan metode kuantitatif. Data yang dikumpulkan berupa kuesioner dan diolah dengan program Stastistical Package for the Social Sciences (SPSS). Hasil penelitian ini adalah kesimpulan akan perilaku konsumen mahasiswa umur 18-21 tahun terhadap konser musik klasik di Jakarta. Secara simultan, perilaku konsumen berpengaruh positif dan signifikan. Pada penelitian parsial, perilaku konsumen berpengaruh signifikan kepada keputusan pembelian dan faktor psikologi merupakan faktor yang paling dominan terhadap keputusan pembelian.