Penelitian ini membahas tentang perbuatan wanprestasi yang dilakukan oleh developer sebuah unit condotel terhadap pembelinya bernama Iksan Gunawan. Pembeli telah memesan sebuah condotel dengan tipe Room Superior dengan luas bangunan 24m2 terletak pada kamar B2 nomor 10 yang diikat pada Perjanjian Pengikatan Jual Beli No. 49 tertanggal 17 April 2014 dan Akta Kuasa Untuk Menjual No. 50 tertanggal 17 April 2014. Pembeli telah melakukan pembayaran sebesar Rp. 145.145.000,- (seratus empat puluh lima juta seratus empat puluh lima ribu rupiah) kepada developer. Namun, hingga kurang lebih 2 tahun dari proses penandatanganan perjanjian pengikatan jual beli developer tidak kunjung memberikan unit condotel milik pembeli. Pembeli condotel kemudian ingin mengajukan upaya hukum agar hak-haknya yang telah dicederai dapat dikembalikan. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian yuridis normatif yang seluruh rangkaian pengolahan bahan hukum dilakukan dengan cara studi pustaka. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menanganalisis upaya hukum apa yang dapat dilakukan oleh debitur dalam hal ia telah melakukan prestasinya untuk membayar angsuran pembelian sebuah condotel, namun unit tersebut tidak kunjung diserahkan. Berdasarkan hasil analisis tersebut, pembeli dapat mengajukan upaya hukum mengajukan sebuah gugatan ke Pengadilan Negeri di mana kompetensi relatif dari developer, yang dalam hal ini upaya hukum tersebut telah dilakukan dengan hadirnya Pengadilan Negeri Surabaya Nomor 664/Pdt.G/2017/PN.Sby. Tetapi, hakim dalam memutus perkara tersebut kurang memberikan kepastian hukum dalam putusannya meskipun hakim telah menyatakan bahwa developer melakukan wanprestasi terhadap pembelinya. Pembeli dalam hal ini dapat mengajukan upaya hukum banding dan kasasi yang di dalamnya dapat berisikan mengenai adanya sita jaminan atas harta benda milik developer untuk memberikan kepastian hukum dan keadilan atas harta benda yang menjadi kerugian milik pembeli.