The Melilla Migrant Crisis has gained the world’s attention in 2005 when an abnormal amount of African immigrants attempted to cross into Melilla by jumping over the fences. Over years the issue has grown into a humanitarian crisis in regards to how many immigrants are selected to cross into the European Union territory based on their selective immigration policy, and are mistreated in daily interaction and given unequal work opportunities. Immigrants in Ceuta and Melilla are given low class jobs that usually demand high physical labour and are all underpaid forcing them to work two jobs. Through the main issues of mistreatment towards immigrants in the EU region, this research relies heavily on the theory of Classical Liberalism and its advocacy for the protection of basic human rights and the belief that rights are universal to all. This research will be conducted through the qualitative approach by using the descriptive method. The data collected will then be analysed through case study analysis and collected through a secondary data technique. The mistreatment towards the immigrants will be analysed and classified as violations of human rights based on the internationally acknowledged document, the Universal Declaration of Human Rights. And with this the Melilla Migrant Crisis will be able to be classified as a humanitarian issue. / Melilla Migrant Crisis telah menarik perhatian dunia pada tahun 2005 ketika sejumlah besar imigran Afrika berusaha menyeberang ke Melilla dengan melompati pagar. Selama bertahun-tahun, masalah ini telah berkembang menjadi krisis kemanusiaan sehubungan dengan berapa banyak imigran yang dipilih untuk menyeberang ke wilayah European Union berdasarkan kebijakan imigrasi selektif mereka, dan dianiaya dalam interaksi sehari-hari serta diberikan kesempatan kerja yang tidak setara. Imigran di Ceuta dan Melilla diberikan pekerjaan kelas rendah yang biasanya menuntut kerja fisik yang tinggi dan semuanya dibayar rendah memaksa mereka untuk melakukan dua pekerjaan. Melalui isu-isu utama penganiayaan terhadap imigran di kawasan EU, penelitian ini sangat bergantung pada teori Liberalisme Klasik dan advokasinya untuk perlindungan hak asasi manusia dan keyakinan bahwa hak bersifat universal untuk semua. Penelitian ini akan dilakukan melalui pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Data yang terkumpul selanjutnya akan dianalisis melalui analisis studi kasus dan dikumpulkan melalui teknik data sekunder. Penganiayaan terhadap imigran akan dianalisis dan diklasifikasikan sebagai pelanggaran hak asasi manusia berdasarkan dokumen yang diakui secara internasional, Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Dari semua penemuan ini, Melilla Migrant Crisis akan dapat diklasifikasikan sebagai masalah kemanusiaan.