Kondisi geopolitik Asia Tenggara di tengah persaingan dua kekuatan besar saat ini sedang menjadi perhatian. Amerika Serikat dan Tiongkok sering kali mengadu kekuatan di kawasan ASEAN tersebut. Berbagai kebijakan telah di keluarkan kedua negara untuk menyebarkan dominasinya. Kebijakan tersebut adalah Belt Road Initiative (BRI) milik Tiongkok dan dibalas oleh Amerika Serikat dengan membentuk Pakta Pertahanan AUKUS bersama dengan Australia dan Inggris. Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana reaksi dan tanggapan negara-negara Asia Tenggara bersama faktor yang melatarbelakangi tanggapan tersebut. Kerangka penelitian ini dilakukan menggunakan teori Neorealisme dengan didukung oleh konsep Geopolitik, Perimbangan Kekuatan, dan Kebijakan Luar Negeri. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analisis. Data dikumpulkan melalui studi kepustakaan dan penelusuran daring, kemudian data-data tersebut dianalisis menggunakan teknik analisis naratif. Penelitian ini menemukan bahwa reaksi dan tanggapan negara-negara Asia Tenggara beragam karena adanya pro dan kontra. Filipina dan Singapura menyambut baik kelahiran AUKUS, sedangkan Indonesia dan Malaysia justru berbalik menentang AUKUS. Reaksi dan tanggapan tersebut dipengaruhi oleh pemetaan kekuatan yang dinamik di kawasan sehingga membuat negara-negara di Asia Tenggara melakukan perimbangan kekuatan. / The geopolitical condition of Southeast Asian (SEA) region during the rivalry of two big powers is currently a concern. The United States and China have repeatedly shown their power in that ASEAN region. Various policies have been issued to spread their dominance. The policy is no other than China’s Belt Road Initiative (BRI) and was reciprocated by the United States with AUKUS Defense Pact together with their allies Australia and United Kingdom. This research conducted to see how the responses of SEA countries along with those factors behind. The framework of this research was carried out using the theory of Neorealism, supported by the concepts of Geopolitics, Balanced of Power, and Foreign Policy. This research was examined using a qualitative approach with a descriptive analysis method. The data was collected through library and online research and were analyzed using narrative analysis techniques. The research found out that the responses of SEA countries varied because of the pros and cons. The Philippines and Singapore welcomed AUKUS, while Indonesia and Malaysia turned against AUKUS. These responses are influenced by the dynamic of power mapping in the region, that makes SEA countries to carry out a balance of power.