Fashion merupakan salah satu subsektor yang tergabung dalam Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Indonesia. Pemasaran merupakan salah satu kebutuhan yang diperlukan pelaku industri lokal untuk melangsungkan usahanya. Influencer marketing adalah salah satu jenis pemasaran yang semakin naik daun dengan hasil akhir yang diharapkan berupa followers menjadi konsumen dari produk yang dipromosikan. Pemasaran untuk produk fashion lokal di masa kini dapat dilakukan dengan influencer marketing. Penelitian ini meneliti influencer @aquinaldoadrian (QUIN) sebagai model yang memiliki ciri khas berupa androgynous fashion. Gaya busana ini tidak terbatas pada salah satu karakteristik maskulin maupun feminin penggunanya melainkan mengaburkan kedua karakteristik tersebut dan menciptakan look fashion yang unisex. Hal inilah yang membuat QUIN sebagai influencer menarik dan menjadi salah satu alasan mengapa ia memiliki tingkat followers yang tinggi mendekati status seorang seleb. Penelitian ini menemukan atribut QUIN yang paling signifkan adalah expertise (keahlian) dengan persentase pengaruh sebesar 90%, diikuti dengan respect (rasa hormat) dengan persentase sebesar 89,4%, kemudian diikuti dengan atribut attractiveness (daya tarik) dengan persentase sebesar 89%, atribut trustworthiness (kredibilitas) memiliki pengaruh sebesar 86% yang setara dengan atibur similarity (kesamaan) dengan pengaruh sebesar 86%. Perilaku konsumen yang terpengaruh paling signifikan adalah interest (minat) dengan persentase sebesar 80%, diikuti dengan atribut attention (perhatian) dengan persentase sebesar 76,4%, kemudian atribut search (pencarian informasi) terpengaruh sebesar 78,6%, atribut action (keputusan pembelian) dipengaruhi sebesar 61,6%l dan atribut share yang (membagikan kesan) dipengaruhi sebesar 68%. Hasil penelitian ini menunjukkan influencer Instagram QUIN dapat mempengaruhi 21,3% dari perilaku konsumen followersnya secara positif terkait produk fashion lokal.