P2P Lending adalah bentuk pendanaan yang memungkinkan individu untuk meminjam dan meminjamkan uang tanpa campur tangan dari lembaga keuangan tradisional seperti bank. P2P Lending di Indonesia semakin populer dalam beberapa tahun terakhir, namun ada kekhawatiran akan potensi Non-Performing Loan di sektor ini. Metode penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah penelitian hukum Normatif-Empirik, yang memanfaatkan data sekunder dan primer untuk mengumpulkan referensi dalam tesis. Kajian ini melakukan analisis perbandingan regulasi P2P Lending dan regulasi perkreditan bank konvensional terhadap terjadinya Non-Performing Loan. Hasil penilitian yang pertama adalah analisis terkait regulasi P2P Lending yang digunakan saat ini dalam mengatasi Non-Performing Loan. Hasil penelitian kedua adalah analisis opsi-opsi penanganan Non-Performing Loan dalam regulasi kredit Bank konvensional sebagai solusi dalam P2P Lending. Kajian menunjukkan bahwa regulasi P2P Lending kurang ketat dibandingkan regulasi kredit bank konvensional dalam rangka respon peminjam terhadap Non-Performing Loan, hal ini dapat meningkatkan terjadinya Non-Performing Loan di sektor P2P Lending. Studi ini juga menemukan bahwa implementasi restrukturisasi kredit dapat membantu mengurangi terjadinya Non-Performing Loan dan meningkatkan stabilitas secara keseluruhan di pasar P2P Lending.