Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan diperuntukan untuk melestarikan warisan budaya Betawi. Keberadaan budaya Betawi sebagai budaya lokal yang ada di Jakarta pada saat ini sudah mengalami kemunduran dan sudah mulai tidak terlihat lagi, hal tersebut disebabkan oleh urbanisasi yang menyebabkan masuknya suku dan budaya lain ke Jakarta. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui : (1) Mengetahui potensi budaya yang dimiliki oleh masyarakat di Setu Babakan Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan; (2) Mengetahui partisipasi masyarakat dalam melestarikan budaya Betawi di Setu Babakan di Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan; Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelestarian budaya Betawi Setu Babakan yang dilakukan oleh Unit Pengelola Kawasan Perkampungan budaya Betawi yaitu memperdayakan masyarakat dengan diadakan pelatihan tentang bagaimana kita harus melestarikan, mengembangkan, dan ekonomi. Pengelola Perkampungan Setu Babakan juga mempunyai tanggung jawab untuk mendorong mayarakat yang khususnya ada di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. Pelestarian ini menuai hasil, seperti: Jakarta tidak kehilangan karakter jati diri budayanya, dari mayoritas asli penduduk Setu Babakan untuk masyarakat kecil mempunyai peluang untuk mencari pemasukan ekonomi. Kata kunci; partisipasi masyarakat; pelestarian budaya; Betawi; Setu Babakan / Setu Babakan Betawi Cultural Village is intended to preserve Betawi cultural heritage. The exsistense of Betawi culture as a local culture in jakarta is currently experiencing a decline and is starting to disappear, this is due to urbanization which had led to the influx of other tribes and cultures into Jakarta. This research was conducted with the aim of knowing : (1) Knowing the cultural potential possessed by the people in Setu Babakan, Jagakarsa District, South Jakarta; (2) Knowing community participation in preserving Betawi culture at Setu Babakan in Jagakarsa District, South Jakarta; This research method uses qualitative methods by using data trough interviews, observation, and documentation. The results showed that the Betawi cultural preservation of Setu Babakan was carried out by the Betawi cultural village area management unit, namely empowering the community by holding training on how we should preserve, develop, and the economy. The Setu Babakan village manager also has the responsibility to encourage the community, especially in the Setu Babakan Betawi cultural village. This preservation reaped results, such as; Jakarta has not lost its cultural identity, from the majority of the original Setu Babakan residents to small communities have the oppurtunity to seek economic income. Keywords; society participation; cultural preservation; Betawis; Set Babakan