Guru memiliki pengaruh yang besar dalam menciptakan kondisi kelas yang kondusif melalui meningkatkan manajemen kelas dan memerankan otoritas di dalam kelas. Akan tetapi, fakta yang ditemukan di lapangan adalah kelas yang tidak kondusif dan kurangnya pengalaman guru dalam mengajar, sehingga menyebabkan guru kurang optimal dalam menjalankan otoritasnya di dalam kelas. Kelas X IPS 3 SMA XYZ Yogyakarta tergolong kelas yang tidak kondusif, dikarenakan banyak siswa yang melakukan tindakan yang menyimpang dan mengakibatkan proses pembelajaran menjadi berhenti dalam beberapa saat. Tujuan penulisan dari paper ini adalah untuk memaparkan implementasi otoritas guru Kristen di kelas dan implikasinya di dalam proses pembelajaran. Penulis menerapkan tiga hal guna menciptakan kelas yang kondusif dan menjalankan perannya sebagai pemimpin untuk menciptakan komunitas belajar yang produktif, yaitu: (1) menerapkan rules and procedures, (2) mengenal setiap nama siswa, (3) menegur siswa yang melakukan kesalahan. Dalam menjalankan perannya sebagai otoritas, guru memerlukan peranan Roh Kudus, karena otoritas yang dimiliki guru juga berasal dari otoritas tertinggi, yaitu Allah. Bagi pemerintah dan sekolah diharapkan mampu mengadakan pelatihan mengenai otoritas guru dan pengelolaan kelas, serta bagi guru agar mampu menjadi pribadi yang reflektif dan terus mau belajar. Bagi penulis selanjutnya di harapkan mampu untuk menerapkan rules and procedures secara konsisten dan melakukan pendekatan dengan siswa agar memudahkan dalam menjalankan perannya sebagai pemegang otoritas di kelas.