Sinden merupakan sebutan untuk tradisi Indonesia khususnya daerah Jawa untuk wanita penyanyi karawitan yang merupakan bagian dalam gamelan. Sinden menjadi salah satu kekayaan kebudayaan Indonesia karena di dalamnya terdapat sejarah, nasihat, kepercayaan, dan pandangan hidup yang disampaikan dalam bentuk cerita wayang dan juga tembang (lagu Jawa). Perlu adanya pelestarian tradisi sinden salah satunya dengan cara perekaman. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis preferensi perekaman spot-based untuk sinden Jawa. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Terdapat stimuli sebanyak 10 yang direkam dengan 5 jenis mikrofon dengan variabel jarak 20 cm dan 40 cm. Stimuli diujikan kepada 10 naracoba ahli dan 10 naracoba non ahli dengan teknik kuesioner dan wawancara untuk memperoleh penjelasan subjektif mengenai kualitas perekaman yang menjadi preferensi. Studi mengungkapkan bahwa perekaman yang menjadi preferensi adalah mikrofon ribbon Superlux r102 mkII dengan pola polar figure-8 dan jarak 20 cm dan mikrofon dinamik SM58 dengan pola polar cardioid dengan jarak 20 cm. Tata letak dari mikrofon ini dapat memberikan impresi artikulasi yang relatif lebih tinggi pada jarak 20 cm tanpa memberikan respon frekuensi tinggi yang lebih besar sehingga suara sinden terdengar lebih padat.