Kacapi merupakan alat musik tradisional asal Sunda, Jawa Barat. Kacapi yang digunakan sekarang sebagian besar dipopulerkan oleh Mang Koko yang berbentuk persegi panjang dengan bahan kayu albasiah, dimainkan dengan cara disintreuk (disentil). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis preferensi teknik perekaman stereo terhadap Kacapi. Teknik perekaman yang digunakan adalah AB, XY, NOS, dan ORTF dengan tinggi mikrofon sebagai variabel bebas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif untuk mengidentifikasi preferensi subjektif responden terhadap kualitas teknik perekaman stereo pada Kacapi menggunakan kuesioner serta wawancara. Kuesioner diisi setelah responden mendengarkan stimuli audio dan diwawancarai usai menjawab pertanyaan kuesioner. Pengujian subjektif dilakukan kepada 11 responden ahli yang merupakan dosen dan ahli Karawitan Sunda dari ISBI Bandung dengan pengalaman diatas 15 tahun, serta 10 orang responden non-ahli mahasiswa ISBI Bandung. Para responden mendengarkan 10 stimuli audio yang menggunakan penyuara jemala. Studi ini menunjukkan bahwa teknik perekaman stereo yang menjadi preferensi bagi naracoba ahli adalah teknik perekaman NOS dengan tinggi 60 cm dengan jarak antar Kacapi dengan mikrofon sejauh 50 cm. Naracoba ahli menyatakan bahwa perekaman Kacapi harus menyerupai dengan aslinya, teknik perekaman NOS mampu menggambarkan suara Kacapi persis aslinya, frekuensi rendah dan tinggi tidak terpisah, tidak menusuk, tapi tetap memiliki citra yang lebar.