Restorasi lingkungan pada dunia virtual dapat menjadi salah satu cara untuk menjaga identitas arsitektur dan juga kultural dari suatu tempat yang sekarang sudah tidak ada atau sudah berubah secara drastis, dengan menjaga kedua identitas tersebut, kita dapat menimbulkan perasaan nostalgia kolektif bagi sekelompok orang yang memiliki pengalaman hidup pada tempat dan waktu yang serupa. Seseorang akan mampu merasakan nostalgia kolektif ini jika mereka telah memenuhi beberapa kriteria yang ditetapkan oleh teori place attachment, jika mereka telah memenuhi kriteria tersebut, itu berarti mereka telah memiliki suatu hubungan yang personal kepada suatu tempat. dan place identity. Dengan menggunakan kedua teori ini kita dapat membuat kembali elemen-elemen fisik maupun kultural. Fokus dari penelitian ini telah ditentukan oleh proses wawancara 3 responden yang memiliki pengalaman serupa pada kota Surabaya pada tahun 1970-an. Lingkungan virtual yang telah dibuat bertujuan untuk men-simulasikan suatu perjalanan yang dimulai pada suatu stasiun kereta dan berakhir pada suatu bangunan museum. Pengguna nantinya akan mengalami lingkungan virtual ini dengan menggunakan Virtual reality dimana mereka dapat menjelajahi lingkungan yang akan mengingatkan mereka akan masa lalu mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat suatu lingkungan virtual yang terasa nyata dalam aspek visual, dan kultural. Dengan membuat pengguna dapat merasa bahwa mereka berada pada suatu lingkungan yang dapat mengingatkan mereka akan masa lalu mereka, kita dapat membuat mereka mengingat pengalaman yang positif, dan meningkatkan kualitas hidup dari lansia.