Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pemenuhan hak anak yatim piatu dengan hak anak biasa. Anak yatim piatu di bawah umur yang melakukan pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan hidup merupakan situasi dimana anak yang kehilangan orang tua melakukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif – dogmatik yang dimana penelitian ini menggunakan pendekatan dengan cara menemukan bahan kepustakaan seperti aturan hukum, buku, dan juga doktrin hukum. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan conceptual approach dan statue approach. Di Indonesia Peraturan Perundang-undangan tentang larangan atau pembatasan tenaga kerja anak dalam UU No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan telah ada dan dianggap cukup. Hal ini menarik untuk diteliti karena terdapat masalah sosial yang telah beredar dikalangan masyarakat. Pada fenomena pekerja anak, anak yang bekerja tidak selalu berusia 13 (tiga belas) tahun dan di izin kan oleh Undang – Undang untuk bekerja dengan memenuhi syarat. Untuk itu dalam kebijaksanaan perlindungan anak dalam bidang ketenagakerjaan perlu dipikirkan jalan keluarnya dengan membuka kemungkinan anak dapat dipekerjakan pada pekerjaan yang tidak berbahaya, bagi jiwa anak, moral, agama baik secara jasmani maupun rohaninya dengan memenuhi syarat-syarat yang ada pada perjanjian kerja yang berisi perlindungan hukum. Bagi pengusaha yang akan mempekerjakan anak karena alasan tertentu wajib memperhatikan ketentuan-ketentuan yang ada pada UU No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan./ This research was conducted to determine the fulfillment of the rights of orphans with the rights of ordinary children. Underage orphans who work to make ends meet is a situation where children who have lost their parents work to make ends meet. The research method in this study uses a normative-dogmatic juridical method in which this research uses an approach by finding library materials such as legal rules, books, and also legal doctrines. In this study using the conceptual approach and statue approach. In Indonesia, laws and regulations regarding the prohibition or limitation of child labor in Law No. 13 of 2003 concerning Manpower already exist and are considered sufficient. This is interesting to study because there are social problems that have been circulating among the community. In the phenomenon of child labour, children who work are not always 13 (thirteen) years old and are permitted by law to work under certain conditions. For this reason, in the policy on child protection in the field of employment, it is necessary to think of a way out by opening the possibility for children to be employed in jobs that are not dangerous, for the child's soul, morals, religion, both physically and spiritually by fulfilling the conditions contained in the work agreement which contains protection. law. Entrepreneurs who are going to employ children for certain reasons must pay attention to the provisions contained in Law No. 13 of 2003 concerning Manpower.