Dengan kemajuan teknologi, video game dari berbagai genre telah berevolusi sehingga menjadi produk yang mudah didapatkan dan dimainkan secara cuma-cuma. Berbagai penelitian game dari berbagai sudut pandang menimbulkan ketidaksepakatan diantara para akademisi mengenai faktor apa yang berpengaruh terhadap pengalaman bermain game. Tujuan dari studi ini membuat suatu model konseptual yang mampu memprediksi niatan para video game player. Sepuluh prediktor yang dipilih yaitu telepresence, challenge, focus attention, role projection, fantasy fulfillement, escapism, arousal, emotional involvement, enjoyment, social interaction. Video game engagement berfungsi sebagai pemediasi antara gamer experience dan ketiga macam intention yaitu intention continue playing game, intention to purchase game item dan intention to recruit new player. Game’s genre digunakan sebagai variabel pemoderasi antara video game engagement terhadap tiga macam intention. Rerangka konseptual ini diuji empiris pada gamer di Indonesia. Data dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner melalui twitter. Jumlah data yang diolah berjumlah 370 responden. Evaluasi model menggunakan partial least square dari structural equation modelling. Hasil perhitungan menunjukkan dari kesepuluh prediktor tersebut yang terbukti berpengaruh positif yaitu challenge, escapism, arousal, enjoyment dan social interaction. Selain itu video game engagement terbukti menjadi variabel yang memediasi gamer experience terhadap ketiga macam intention. Game’s genre dalam penelitian ini terbutkti memoderasi video game engagement terhadap intention to continue playing game dan intention to purchase game item. Hasil studi ini menunjukan peranan video game engagement sebagai jembatan yang penting, karena jalur menuju intention to continue playing game, intention to purchase game item dan recruit new player harus melewati video game engagement.