Negara Indonesia adalah negara dengan masyarakat majemuk. Kemajemukan ini terlihat dari adanya keanekaragaman dalam masyarakat. Kepercayaan Tradisional Ugamo Malim merupakan kepercayaan asli Suku Batak Toba terhadap Debata Mulajadi Nabolon sebagai Tuhan Yang Maha Esa yang berpusat di Dusun Hutatinggi, Provinsi Sumatera Utara. Para penganutnya disebut dengan parmalim. Penelitian ini menggunakan Teori Konstruksi Realitas Sosial. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan melalui dua jenis data yakni data primer berupa wawancara mendalam dan observasi partisipasi serta data sekunder berupa analisa dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konstruksi makna dosa oleh parmalim di Kota Tangerang dalam Kepercayaan Tradisional Ugamo Malim memaknai dosa sebagai segala penyimpangan dari Patik Ni Ugamo Malim di mana berakar dari dalam hati dan pikiran yang mengikuti hawa nafsu dan keinginan duniawi. Patik Ni Ugamo Malim merupakan peraturan pokok yang wajib ditaati oleh parmalim yang mana Patik Ni Ugamo Malim ini termuat dalam Kitab Ajaran Pustaha Parguruan Taringot Tu Ugamo Malim yang ditulis oleh pemimpin pusat dari kepercayaan ini. Kepercayaan Tradisional Ugamo Malim tidak memiliki kitab suci. Konstruksi pemaknaan dosa parmalim di Kota Tangerang dipengaruhi mutlak oleh peran pemimpin pusat Kepercayaan Tradisional Ugamo Malim. / Indonesia is a country with a diverse society. This diversity is evident in the presence of various ethnicities, races, languages, religions, and beliefs. The traditional belief of Ugamo Malim represents the original belief system of the Toba Batak tribe towards Debata Mulajadi Nabolon as the Almighty God, centered in Hutatinggi Village, North Sumatera Province. The term for its followers is called Parmalim. This study uses social construction of reality theory. This study uses qualitative research approach and employs phenomenology as a research method. Data collection is conducted through in-depth interviews, participant observations, and document analysis. The research findings indicate that the construction meaning of sin by parmalim in Tangerang City interprets sin as any deviation from Patik Ni Ugamo Malim, rooted in the heart and mind, driven by desires and impulses. Patik Ni Ugamo Malim represents the fundamental rules that parmalim must adhere to and it is documented in The Parguruan Taringot Tu Ugamo Malim Teaching Book written by the central leader. The traditional belief of Ugamo Malim does not have a Holy Book. The construction of the interpretation of sin by parmalim in Tangerang City is significantly influenced by the central leader’s role of this belief.