Matematika adalah ilmu pengetahuan yang ada di setiap jenjang pendidikan. Tujuan dari pembelajaran matematika yaitu siswa memiliki kecakapan matematis. Kecakapan matematis mencakup lima standar proses, yaitu kemampuan untuk menyelesaikan masalah, bernalar, mengkomunikasikan, mengkoneksikan, dan merepresentasikan. Dalam proses belajar matematika tak jarang siswa menemui kesulitan dan metode latihan soal (drill) menjadi sering dijadikan solusi yang dapat membantu siswa mengatasi kesulitan belajar. Metode ini didasari oleh teori behaviorisme dengan karakteristiknya berupa stimulus dan respon. Metode latihan soal (drill) diyakini efektif membantu kesulitan belajar matematika. Namun, di lain pihak, metode ini dianggap sangat karena hanya menekankan pada kemampuan menghafal dan prosedural siswa dalam menyelesaikan soal matematika. Oleh sebab itu, paper ini memberikan analisis mengenai metode latihan soal (drill) dalam pembelajaran matematika. Hasil dari analisis ini menunjukkan metode ini tidak memenuhi seluruh tujuan pembelajaran matematika (kecakapan matematis) maupun proses belajar matematika serta kurang dapat membantu siswa membangun pengetahuan melalui proses berpikirnya. Teori behaviorisme yang mendasari drill tidak sepenuhnya sesuai dengan natur manusia yang kreatif. Oleh karena itu, drill harus dimodifikasi sehingga ruang untuk kreativitas tetap terbuka.