Guru sebagai salah satu unsur pendidikan meyampaikan materi pembelajarannya melalui metode pembelajaran seperti metode kerja kelompok. Namun, pada beberapa keadaan siswa kurang mampu bekerjasama dalam kelompok, siswa mengerjakan tugas kelompok secara individu dan beranggapan bahwa kerja kelompok tidak penting dan tidak sesuai dengan dirinya dikarenakan siswa diindikasikan memiliki sikap individualisme. Oleh sebab itu, guru harus menuntun siswa menyadari bahwa mereka harus berelasi layaknya relasi Allah Tritunggal melalui kerjasama dalam kelompok. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran guru Kristen sebagai penuntun dalam implementasi metode TPS untuk meminimalisir sikap individualisme siswa. Metode penelitian yang gunakan terdiri atas dua tahap: pertama, studi literatur menggunakan 38 literatur untuk mengkaji guru sebagai penuntun dan sikap individualisme siswa. Tahap kedua, yaitu penerapan dan observasi. Kesimpulannya yaitu peran guru Kristen sebagai penuntun dilakukan dengan menuntun siswa lebih peka dan responsif dengan cara merangsang kemampuan berpikir kritis siswa secara mandiri, menuntun siswa untuk berkomunikasi dan bekerjasama melalui diskusi secara berpasangan, kemudian guru menuntun siswa pada pemahaman yang benar jika hasil diskusinya masih keliru. Sarannya yaitu ketika menggunakan metode TPS, harus dilakukan berulang kali dan dikombinasikan dengan metode yang lain guna mendapatkan hasil yang maksimal.