Remaja mengkonsumsi rokok disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah konformitas (Sarafino, 2008). Konformitas adalah sebuah keadaan dimana seseorang mengubah sikap dan tingkah laku agar sesuai dengan norma sosial yang berlaku dengan tujuan agar diterima oleh kelompok sosial (Baron & Byrne, 2005). Perilaku merokok pada remaja umumnya semakin meningkat sesuai dengan meningkatnya frekuensi dan intensitas merokok yang sering mengakibatkan mereka mengalami adiksi rokok (Laventhal dan Cleary dalam Hasnida dan Kemala, 2005). Hal ini mendorong peneliti untuk melihat hubungan antara konformitas dengan adiksi rokok pada remaja perempuan usia 15-19 tahun di Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat hubungan yang signifikan antara konformitas dengan adiksi rokok pada remaja perempuan usia 15-19 tahun di Jakarta. Untuk melihat signifikansi hubungan antar variabel tersebut peneliti melakukan uji korelasi Pearson Product Moment dengan menggunakan SPSS versi 17. Peneliti menggunakan kuesioner sebagai instrument penelitian, yang terdiri dari kuesioner yang mengukur konformitas yang disusun berdasarkan teori Baron & Byrne (2005), dan kuesioner yang mengukur adiksi rokok yang disusun berdasarkan teori dari DSM-IV-TR (2000). Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap 50 remaja perempuan berusia 15-19 tahun yang merokok di Jakarta. Peneliti kemudian menggunakan 102 dari 140 kuesioner yang terisi lengkap dan memenuhi kriteria adiksi rokok untuk pengolahan data. Hasil uji korelasi Pearson Product Moment dengan menggunakan SPSS versi 17 menunjukkan koefisien korelasi r = 0,161 dengan taraf signifikansi p = 0,106 (p> 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara konformitas dengan adiksi rokok pada remaja perempuan usia 15-19 tahun di Jakarta.