Persoalan lingkungan hidup global seperti perubahan iklim, penurunan keanekaragaman hayati, polusi udara dan air, deforestasi, serta peningkatan limbah merupakan suatu tantangan global yang dihadapi oleh seluruh dunia. Dalam kompleksnya permasalahan lingkungan hidup global ini, terdapat tiga diskursus utama yang menyikapi permasalahan lingkungan hidup global, yaitu; diskursus neoliberalisme, Green Political theory dan Laudato Si’. Ketiga diskursus utama tersebut memiliki cara pandang yang berbeda-beda dalam menyikapi isu lingkungan hidup global saat ini. Diskursus neoliberal lebih menekankan bagaimana eksploitasi lingkungan hidup dimanfaatkan sebagai akumulasi modal (profit making). Diskursus, Green Political Theory sebagai counter narrative akan mengkritik diskursus neoliberal dengan lebih menekankan misi emansipatoris. Akan tetapi, misi emansipatoris dari Green Political Theory belum memadai, sehingga dilengkapi dengan diskursus Laudato Si’. Penelitian ini menggunakan pendekatan post�positivisme dengan metode penelitian gabungan antara metode analisis diskursus dan metode studi kasus. Metode analisis diskursus digunakan untuk menganalisis dan membandingkan ketiga diskursus utama tersebut dengan definisi elemen-elemen diskursus David Campbell. Sedangkan metode studi kasus dalam penelitian ini akan menunjukkan bagaimana rekomendasi kebijakan dan program konkret dari Laudato Si’ dijalankan oleh umat gereja katolik yang memiliki identitas sebagai warga negara. Program konkret yang dijalankan tersebut merupakan hasil implementasi Laudato Si’dari level akar rumput untuk proses pembangunan berkelanjutan terkait masalah lingkungan hidup global. Pengumpulan data dilakukan dengan cara penelusuran kearsipan, pustaka, dan internet, yang kemudian dianalisa dengan teknis analisis data menggunakan hermeneutic atau penafsiran kritis atas realitas intersubjektivitas dan bukan realitas obyektif. Hasil penelitian dari perbandingan ketiga diskursus tersebut sangat ditentukan oleh tujuan akhir dari masing-masing diskursus yang dibandingkan dan dianalisa dengan definisi elemen David Campbell. Pada level berikutnya, Etika Diskursus Habermas dianggap sebagai sarana untuk menghasilkan hukum yang dapat disepakati bersama secara intersubjektif untuk mengatasi ketidakadilan dan dapat tercapai masyarakat yang lebih demokratis. Untuk itu, Gereja Katolik sebagai salah satu actor non-negara juga turut memberi kontribusi terhadap penanganan masalah lingkungan hidup global lewat Ensiklik Laudato Si’ dari Paus Fransiskus. / Climate change, biodiversity loss, air and water pollution, deforestation, and growing waste constitute serious global challenges that the entire world faces. Within the complexities of these global environmental concerns, three key discourses address them: neoliberal discourse, Green Political Theory, and Laudato Si'. Each of these discourses approaches current global environmental concerns from a different angle. Neoliberal discourse emphasizes how environmental exploitation is utilized for capital accumulation and profit-making. In contrast, Green Political Theory serves as a counter-narrative by critiquing neoliberal discourse and highlighting its emancipatory mission. However, the emancipatory mission of Green Political Theory alone is deemed insufficient, prompting the integration of Laudato Si' discourse. Neoliberal discourse emphasizes how environmental exploitation is utilized for capital accumulation and profit-making. In contrast, Green Political Theory serves as a counter-narrative by critiquing neoliberal discourse and highlighting its emancipatory mission. However, the emancipatory mission of Green Political Theory alone is deemed insufficient, prompting the integration of Laudato Si' discourse. Data collection involves archival research, literature reviews, and internet searches, subsequently analyzed through hermeneutic or critical interpretation of intersubjective reality rather than objective reality. The research findings from comparing the three discourses are significantly influenced by the respective final goals of each discourse, which are compared and analyzed with David Campbell's elements definition. At the subsequent level, Habermas' Discourse Ethics is considered as a means to produce laws that can be collectively agreed upon to address injustices and foster a more democratic society. In this context, the Catholic Church, as a non-state actor, also contributes to addressing global environmental issues through Pope Francis' encyclical, Laudato Si'.