Menurut hasil TIMSS, kualitas kemampuan matematis peserta didik di Indonesia masih sangat rendah. Proses penilaian dapat membantu mencapai tujuan pembelajaran (kemampuan matematis) dengan mengevaluasi proses pembelajaran. Upaya meningkatkan kemampuan matematis siswa, sekolah dapat bergantung pada standar NCTM. Menurut NCTM, pelaksanaan penilaian dapat dilakukan dengan 5 cara baik formal maupun informal. Kenyataannya, sekolah XYZ khususnya pada tingkat menengah pertama hanya menggunakan 3 dari 5 cara. Tujuan penulis adalah melihat proses penilaian SMPK XYZ topik pola dan barisan bilangan berdasarkan standar NCTM. Penulis akan meninjau dari sisi prinsip penilaian, standar konten, dan standar proses. Penilaian ini sebagai bentuk nyata guru dan siswa menyadari keberadaannya sebagai imago Dei namun telah jatuh ke dalam dosa sehingga harus terus mengalami perbaikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan Kristen yaitu murid Kristus. Hasil yang diperoleh adalah proses penilaian SMPK XYZ di Tangerang hampir sama dengan prinsip NCTM namun masih diperlukan pelaksanaan wawancara dan penilaian diri. Beberapa soal sudah memenuhi standar NCTM tetapi masih diperlukan tambahan soal yang lebih bervariasi dan menantang kemampuan berpikir logika siswa. Berdasarkan tinjauan ini, diharapkan penelitian selanjutnya tidak hanya meninjau proses penilaian saja tetapi keseluruhan proses pembelajaran (perencanaan, pelaksanaan, penilaian) di dalam kelas berdasarkan standar NCTM.