There are several skills that students must have in English language learning: listening, speaking, reading, and writing. Each student must participate actively in using these skills. One of the skills is speaking skills. The researcher found that secondary students in one of the Christian private schools in Tangerang did not participate actively in using speaking skills. They could not speak full English and would not understand the teacher who used only English while teaching. So, this ability must be maximized. Therefore, this study has goals to improve secondary students’ speaking skills with one of the collaborative learning strategies, which is group work. The method used was a qualitative descriptive method. It was found that secondary students faced some problems in their speaking skills such as linguistic factors (lack of vocabulary, grammar, and pronunciation) and non�linguistic factors (lack of self-confidence and motivation). The utilization of group work helped them to improve several indicators of speaking skills such as vocabulary, grammar, and pronunciation as proved by their learning outcomes and learning experiences in class. For future research, it is suggested to focus on the Christian teacher’s role in emphasizing the urgency of mastering English-speaking skills to the students from a Christian perspective. / Ada beberapa keterampilan yang harus dimiliki siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris: mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap siswa harus berpartisipasi aktif dalam menggunakan keterampilan ini. Salah satu keterampilan tersebut adalah keterampilan berbicara. Peneliti menemukan bahwa siswa sekolah menengah di salah satu sekolah swasta Kristen di Tangerang tidak berpartisipasi aktif dalam menggunakan keterampilan berbicara. Mereka tidak dapat berbicara bahasa Inggris dan tidak akan mengerti guru yang hanya menggunakan bahasa Inggris saat mengajar. Jadi, kemampuan ini harus dimaksimalkan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa-siswi SMP dengan menciptakan lingkungan kolaboratif melalui kerja kelompok. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menemukan bahwa siswa-siswi SMP menghadapi beberapa kesulitan dalam berbicara Bahasa Inggris, seperti faktor linguistik (kekurangan pengetahuan akan kosa kata, tata bahasa, dan pengucapan) dan faktor non-linguistik (kekurangan percaya diri dan motivasi). Penerapan kerja kelompok ini menolong siswa untuk meningkatkan pengetahuan kosa kata, tata bahasa, rasa percaya diri, dan motivasi dalam keterampilan berbicara, dibuktikan dari hasil belajar dan keterampilan berbicara mereka di kelas. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk fokus dalam peran Guru Kristen dalam menekankan urgensi penguasaan keterampilan berbicara kepada siswa-siswi dari perspektif Kristen.