Berpikir kritis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat melalui tahapan pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, serta evaluasi. Akan tetapi berdasarkan hasil observasi, ditemui siswa belum optimal dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya. Setiap siswa merupakan gambar dan rupa Allah yang dikaruniai kemampuan yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengatasi permasalahan yang ditemui. Oleh sebab itu, siswa membutuhkan peran guru sebagai fasilitator dalam memilih salah satu pendekatan belajar yakni pendekatan contextual teaching and learning (CTL) untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir kritisnya sekaligus sebagai bukti tanggung jawab kepada Tuhan untuk mengoptimalkan kemampuan yang telah diberikan. Adapun metode penelitian yang digunakan ialah deskriptif kualitatif untuk mencapai tujuan penulisan bahwa pendekatan CTL dapat mengoptimalkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas I pada salah satu sekolah Kristen di Tangerang. Penerapan pendekatan CTL yang dilakukan pada III pertemuan pada kelas I mendapatkan perolehan persentase nilai pertemuan pertama adalah 70% dan pada pertemuan kedua yakni 77% dan pada pertemuan yang ketiga yakni 89%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan CTL dapat mengoptimalkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas I pada salah satu sekolah Kristen di Tangerang. Saran kepada calon guru maupun guru ialah memperhatikan manajemen waktu dan variasi media pembelajaran.