Refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman Kebhinekaan global merupakan upaya untuk memberikan pengalaman belajar yang pancasilais sesuai dengan budaya pendidikan Indonesia. Pada kenyataannya, fakta dilapangan menunjukkan bahwa murid masih belum memahami arti merefleksikan dan bertanggung jawab terhadap pengalaman Kebhinekaan global sehingga terjadinya penyimpangan seperti perundungan dan intoleransi. Penelitian ini bertujuan untuk mengukuhkan pemahaman murid sekolah dasar tentang refleksi dan tanggung jawab pengalaman kebhinekaan glonal dengan desain lingkungan belajar yang bermakna dan menggunakan metode deskriptif kualitatif. 4MAT Learning Model dipilih sebagai solusi pemecahan masalah yang dilandasi dengan kebenaran Alkitab sebagai satusatunya sumber kebenaran sehingga dalam penerapannya, guru mampu menciptakan lingkungan belajar yang membelajarkan. Penerapan delapan langkah dengan empat kata kunci “why, what, how, and what if” dari 4MAT Learning Model menuntun murid untuk mengalami pembelajaran yang bermakna dengan merumuskan pengalaman belajarnya untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi secara kritis. Saran untuk penulis selanjutnya adalah dapat mengkaji lebih terkait tiga indikator kebhinekaan global lainnya antara lain mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural, dan kehidupan sosial. Hal ini dibutuhkan untuk melihat penerapan yang terjadi ketika diberikan tindak lanjut kepada murid pada kasus-kasus tersebut. / Reflection and responsibility towards global diversity experiences are efforts to provide a Pancasila based learning experience in accordance with the Indonesian educational culture. On the ground facts indicate that students still do not understand the significance of reflecting on and taking responsibility for global diversity experiences, leading to deviations such as perundungan and intolerance. This research aims to strengthen the understanding of primary school students regarding the reflection and responsibility of global diversity experiences through a meaningful learning environment and using a qualitative descriptive method. The 4MAT Learning Model was chosen as a problem-solving solution grounded in the truth of the Bible as the source of truth. In its implementation, teachers can create a learning environment that facilitates learning. The application of eight steps with the four keywords "why, what, how, and what if" from the 4MAT Learning Model guides students to experience meaningful learning by formulating their learning experiences to critically solve the problems that arise. Suggestions for future research include further examining three other indicators of global diversity: understanding and appreciating culture, intercultural communication skills, and social life. This is necessary to observe the implementation that occurs when followup is given to students in such cases.